A.
CARA MASYARAKAT YANG BELUM MENGENAL TULISAN (PRA
AKSARA) MEREKAM DAN MEWARISKAN MASA LALUNYA
Cara masyarakat
pra aksara merekam dan mewariskan masa lalunya dilakukan melalui tradisi lisan
(oral tradition). Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan
atau adat istiadat menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari
dari seseorang kepada orang lain. Sebagai contoh, tradisi lisan juga terlihat
pada legenda, folklor, kisah, atau mitos dan lain-lain.
Tradisi lisan
juga dapat diartikan sebagai pengungkapan lisan yang disampaikan dengan
kata-kata dari satu generasi ke generasi yang lain dan seterusnya.
1.
Melalui keluarga
Keluarga
merupakan dunia sosial pertama dan paling berkesinambungan bagi seseorang.
Dalam keluarga terdapat hubungan sosial yang sangat intim, berkomunikasi
pembelajaran bahasa serta pengenalan unsur-unsur utama kebudayaan.
Pengenalan dan
pewarisan kebudayaan dalam keluarga dilakukan secara bertahap meliputi
kebudayaan material dan kebudayaan non material. Yang paling dominan diwariskan
berupa kebudayaan non material seperti pengetahuan kepercayaan, nilai, norma,
bahasa, dan cerita dongeng.
Cara sosialisasi
pewarisan kebudayaan melalui:
a.
Adat istiadat
b.
Cerita dongeng
biasanya disisipi pesan yang dipandang baik
2.
Melalui masyarakat
Masyarakat
merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya yang diwariskan,
wilayah identitas dan interaksi dalam hubungan sosial yang berstruktur. Anggota
masyarakat satu sama lain saling membutuhkan, saling mengisi dan saling
melengkapi.
Biasanya dalam
masyarakat ada seseorang yang dituakan dan dianggap memiliki kemampuan lebih,
dipercaya untuk memelihara dan menjaga tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya
dan disampaikan secara lisan sebagai sebuah ajaran yang harus ditaati.
Anggota kelompok
masyarakat melakukan hal yang sama dari mulut ke mulut, dari generasi ke
generasi, sehingga muncullah tradisi lisan.
Dalam tradisi
lisan ini terkandung nilai-nilai moral keagamaan, adat istiadat, cerita
khayalan, peribahasa, lagu dan mantra.
B.
TRADISI SEJARAH DI INDONESIA SEBELUM MENGENAL
TULISAN (MASYARAKAT PRA AKSARA)
Tradisi sejarah
yang dimaksud pada masyarakat pra aksara ialah tradisi yang mempertahankan
nilai-nilai norma, keagamaan, adat istiadat, petuah leluhur pribahasa, serta
kejadian-kejadian sehari-hari yang dialami masyarakat. Cara untuk mewariskan
nilai masa lalu dan mengembangkan tradisi sejarah dengan membuat peringatan
kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai
alat bantu hidup serta bangunan tugu dan makam.
Kehidupan
masyarakat nenek moyang bangsa Indonesia sebelum mengenal tulisan ternyata
telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi antara lain sudah adanya
kehidupan yang teratur dalam kelompok yang telah pandai mengecor dan mencetak
logam, memahat, membatik, menenun dan sebagainya.
Menurut J. L. A.
Brandes, masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan telah memiliki 10 macam
kemampuan budaya atau disebut local genius, yaitu:
1.
Sistem kepercayaan
Sistem
kepercayaan terhadap roh nenek moyang mulai tumbuh pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan, dan berkembang pada masa bercocok tanam. Selain
penghormatan pada roh nenek moyang mereka juga percaya terhadap kekuatan alam
sehingga muncul animisme, dinamisme, dan totemisme.
2.
Sistem kemasyarakatan
Sistem
kemasyarakatan mulai tumbuh pada masa bercocok tanam. Mereka melakukan kegiatan
secara bersama-sama (gotong royong), seperti dalam menebang hutan, menangkap
ikan, menebar benih, membuat rumah, membuat saluran irigasi, dan lain-lain.
Sistem kemasyarakatan seperti ini berkembang sampai masa perudagian, yaitu
dengan adanya pembagian kerja kelompok tertentu sesuai dengan bidang
keahliannya.
Sistem
kemasyarakatan yang dikenal dengan nama gotong-royong banyak dikenal dengan
istilah yang berbeda, seperti: sambatan (Jawa), gugur gunung (Jawa Barat),
passe (Bugis), pacce (Makasar), marsiurupan (Batak), aang tukung (Gayo),
mapalus (Minahasa).
Aktifitas
positif ini dapat dilihat pada kegiatan pesta dan upacara.
3.
Pertanian
Sistem pertanian
bersama dimulai pada zaman neolitikum yaitu semenjak manusia hidup menetap
mereka mengusahakan bersawah dengan sistem irigasi dan pemakaian alat pertanian
seperti cangkul, bajak dan sebagainya.
4.
Kemampuan berlayar
Kemampuan
berlayar bangsa Indonesia sudah dikenal sejak kedatangan nenek moyang dari
daratan Asia. Kemampuan ini terus berkembang sejalan dengan tuntutan dan
kondisi geografi wilayah Indonesia yang mengharuskan menggunakan transportasi.
Kemampuan membuat perahu diawali dari perahu lesung, perahu bercadik, perahu
berlayar, perahu bermesin, dan kapal.
5.
Sistem bahasa
Masyarakat
Indonesia memiliki sejumlah bahasa dan dialek yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia dan merupakan rumpun bahasa Melayu Austronesia yang selanjutnya
menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan dan bahasa perantara (lingua
franca).
6.
Ilmu pengetahuan
Masyarakat pada saat
itu sudah mengenal IPTEK antara lain dengan pemanfaatan angin musim sebagai
tenaga penggerak dalam aktifitas pelayaran dan perdagangan. Selain itu juga
mengenal ilmu astronomi yang bermanfaat dalam arah pelayaran dan petunjuk waktu
dalam bidang pertanian, sehingga mereka dapat mengetahui secara teratur waktu
bercocok tanam, panen atau saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan.
7.
Organisasi sosial
Manusia hidup
dengan saling ketergantungan satu dengan yang lain. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa kelompok masyarakatnya. Mereka perlu kerja kelompok,
gotong-royong dan saling membantu.
8.
Teknologi
Masyarakat
Indonesia telah mengenal teknologi pengecoran logam dan pembuatan perahu yang
sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan perdagangan, pelayaran, pertanian,
rumah tangga dan sebagainya.
9.
Sistem ekonomi
Untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya mereka melakukan hubungan perdagangan dengan
daerah-daerah lain dengan cara barter.
10.
Kesenian
Kesenian mulai
dikenal masyarakat prasejarah sebagai sarana hiburan dan pengisi waktu
luang/senggang. Sebagai contoh: membuat batik, gamelan, kriya (kerajian).
Hasrat untuk mengekspresikan keindahan mulai muncul ketika manusia mulai hidup
menetap di gua-gua.
Ekspresi
keindahan dituangkan pada dinding gua-gua atau permukaan batu dalam bentuk
lukisan ataupun relief dan patung. Selain itu mereka juga sudah mengenal seni
kriya/kerajinan seperti batik, anyaman, tembikar, wayang, gamelan dan
sebagainya.
Cara untuk
mewariskan tradisi sejarah pada masyarakat pra aksara ialah tradisi dalam
mewariskan pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari yang terkait
dengan adat istiadat, kepercayaan, nilai moral, dan lain-lain, pada generasi
mereka sendiri dan yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar