Terbentuknya
Pemerintahan Kolonialisme Belanda
Sejak
jatuhnya VOC tahun 1799 Indonesia diperintah langsung oleh kerajaan Belanda.
Sehingga sejak tahun 1800 Belanda menerapkan politik dagang dan sistem pajak.
Dengan tujuan ingin mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau
memperhatikan nasib rakyat. Pengaruh politik kekuasaan Belanda makin kuat
sehingga kewibawaan raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat pembantu bagi Belanda
untuk menggali kekayaan bumi Indonesia. Dengan demikian penetrasi kekuasaan
kolonial Belanda abad ke 19 menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik pribumi.
Karena itu, mulai abad ke 19 perlawanan terhadap kolonial Belanda meluas
dimana-mana dan silih berganti.
1.
Masa
Pemerintahan Herman Willem Daendels
Tugas pokok Daendels
:
a. Mempertahankan
pulau Jawa dari serangan Inggris
b. Memperbaiki
kondisi daerah jajahan
Kebijakan-kebijakan
yang dilakukan Daendels :
a. Bidang
militer pertahanan
1) Membuat
jalan raya Anyer – Panarukan
2) Mendirikan
benteng-benteng pertahanan
3) Membangun
pangkalan angkatan laut di Merak dan di Ujung Kulon
4) Meningkatkan
jumlah anggota pasukan yang berasal dari orang Indonesia dari 3000 orang
menjadi 20.000 orang
5) Mendirikan
pabrik senjata di Semarang dan Gresik
6) Meningkatkan
kesejahteraan prajurit
b.
Bidang
Birokrasi Pemerintahan
1) Membagi
pulau jawa dalam sembilan perfektuur (daerah)
2) Menjadikan
para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
3) Memperbaiki
gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para pegawai
yang berbuat curang
4) Mendirikan
badan-badan peradilan yang akan mengadili orang-orang indonesia sesuai dengan
adat istiadatnya
c.
Bidang
Ekonomi
1) Tetap
menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (Contingenten) dan aturan penjualan paksa
hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (Verplichte Leverantie)
2) Menerapkan
kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda
3) Menjual
tanah-tanah kepada swasta Belanda dan Tionghoa, lengkap dengan penduduknya.
Dengan demikian, lahirlah penghisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan
tanah swasta terhadap rakyat Indonesia
4) Memperluas
areal penanaman kopi.
d.
Bidang
Sosial
1) Rakyat
dipaksa melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan
2) Perbudakan
dibiarkan berkembang
3) Menghapus
upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan
4) Membuat
jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
e.
Hukum
dan Peradilan
1) Dalam
bidang hukum daendels membuat 3 jenis pengadilan yaitu sebagai berikut.
a) Pengadilan
untuk orang Eropa
b) Pengadilan
untuk orang pribumi
c) Pengadilan
untuk orang Timur Asing
Pengadilan
untuk pribumi ada di setiap prefektuur
dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini
diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan
hukum Eropa.
2) Pemberantas
korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi, ia
sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah
kepada pihak swasta.
Pemerintahan
Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk,
tenaga kerja juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan
yang dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal.
Penjualan
tanah di daereah Bogor dan Probolingga kepada para pengusaha swasta merupakan
kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Karena itu, pada tahun 1811
daendels dipanggil pulang ke negeri belanda. Selanjutnya, louis napoleon
mengangkat Jansens sebagai gubernur jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
Pada
saat Jansens memerintah, kedudukan Inggris di Indonesia makin kuat dan makin
dekat untuk menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens menyerah kepada Inggris
di daerah Tuntang, Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu ditandai dengan
penandatanganan perjanjian damai oleh kedua belah pihak yang disebut Kapitulasi Tuntang. Sejak
penandatanganan perjanjian damai, Indonesia menjadi jajahan Inggris.
Masa akhir pemerintahan Daendels
Sikap
dan tindakan serta kebijakan daendels yang keras atau tangan besi, menyebabkan
daendels ditarik dan ditugaskan sebagai panglima perang di medan perang Rusia.
Sebab-sebab
digantikannya Daendels:
a. Sikapnya
yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
b. Penyelewengan
dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan istana
Bogor.
c. Keburukan
dan sistem administrasi pemerintahan.
2.
Masa
Penjajahan Inggris (1881-1916)
Latar belakang Inggris masuk
Indonesia
a. Alasan
ekonomi yaitu Inggris butuh tempat pemasaran hasil industrinya
b. Alasan
politik yaitu perseteruan antara Inggris dengan Perancis di mana waktu itu Indonesia
di bawah “Belanda-Perancis” (Raja Willem
V) meminta Inggris untuk memegang Belanda.
Kekuasaan di Indonesia
Inggris
menguasai Indonesia berdasar kapitulasi tuntang, 18 September 1811 yang berisi
:
a. Seluruh
jawa diserahkan kepada Inggris
b. Semua
tentara belanda jadi tawanan Inggris
c. Pegawai
Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang jabatan terus
d. Hutang
belanda bukan tanggung jawab Inggris
Lord
minto sebagai raja muda (Vice Roy) Inggris
di India, menugaskan Thomas Stamford
Raffles untuk menjadi wakil gubernur jenderal di Indonesia dengan pangkat Letnan
Gubernur (1811-1816).
Kebijakan
yang dilakukan Raffles di Indonesia :
a. Bidang
birokrasi pemerintahan
1) Membagi
Jawa menjadi 16 karesidenan
2) Bupati
dan penguasa pribumi yang diperoleh secara turun temurun diangkat menjadi
pengawas pemerintah kolonial
3) Sistem
pemerintahan feodal di Jawa diganti dengan sistem pemerintahan ala Eropa (sulit
dilaksanakan)
b.
Bidang
Ekonomi Keuangan
1) Menghapuskan
Contingenten (pajak hasil bumi) dan Verplichte Leverantie (sistem penyerahan
wajib)
2) Menerapkan
Landrente (sistem sewa tanah) untuk
kualifikasi tanah dikelompokkan menjadi :
a) Kelas
I tanah subur kena pajak separo hasil
b) Kelas
II setengah subur kena pajak sepertiga hasil
c) Kelas
III tanah tandus kena pajak 2/5 dari hasil
3) Kebebasan
penanaman tanaman ekspor
4) Menerapkan
monopoli garam dan minuman keras
5) Menerapkan
pajak perseorangan, karena kesulitan akhirnya penerapannya per desa
c.
Bidang
Hukum
Badan hukum yang dibentuk adalah :
1) Court Of Justice
di setiap residen
2) Court Of Request
di setiap divisi
3)
Police
Of Magistrate
d.
Bidang
Sosial
1) Menghapus
kerja rodi (kerja paksa)
2) Menghapus
perbudakan
3) Menghilangkan
pinbank, hukuman yang kejam dengan harimau
e.
Bidang
Ilmu Pengetahuan
1) Ditulisnya
buku berjudul History Of Java
2) Memberikan
bantuan kepada John Crawford (residen
Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of The East Indian Archipelago,
diterbitkan dalam tiga jilid di Eidenburg pada tahun 1820.
3) Raffles
juga aktif mendukung Abaraviaasch
Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
4) Ditemukannya
bunga Rafflesia Arnoldi
Berakhirnya kekuasaan Inggris :
Berakhirnya
kekuasaan Inggris di Indonesia didasarkan pada Convention Of London 1814 yang berisi sebagai berikut:
a. Nusantara
dikembalikan kepada Belanda
b. Jajahan
Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap di tangan Inggris
c. Cochin
(di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan
kepada Belanda sebagai gantinya.
3.
Masa
Pemerintahan Hindia / Masa Komisaris Jenderal
Setelah
serah terima dari Inggris ke Belanda tahun 1816 maka Indonesia diperintah oleh
pemerintahan kolektif (Flout, Buyskess Dan Van Der Capellen) yang disebut
komisaris jenderal. Sejak 1819 Indonesia dipegang oleh Van Der Capellen.
Kebijakan-kebijakan
masa komisaris jenderal :
a. Bidang
birokrasi pemerintahan :
1) Sistem
residen tetap dipertahankan
2) Kedudukan
bupati tetap dipertahankan sebagai penguasa daerah
3) Desa
dipertahankan sebagai alat untuk memungut pajak
b. Bidang
hukum
Sistem juri dihapuskan
c. Bidang
ekonomi
Investasi dari pengusaha asing untuk menanam modal
di Indonesia
4.
Masa
Pemerintahan Van Den Bosch / Sistem Tanam Paksa (1830-1870)
Sistem
tanam paksa (Cultuurstelsel)
diterapkan dengan latar belakang kas kerajaan Belanda yang kosong disebabkan
oleh beberapa faktor :
a. Perang
belgia yang ingin melepaskan diri dari belanda
b. Perang
di hindia belanda yaitu perang diponegoro dan perang padri
c. Hasil
tanaman kopi tidak banyak
d. Kegagalan
menerapkan liberalisme di tanah jajahan
Peraturan
tanam paksa antara lain :
a. Penduduk
desa wajib menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa pada 1/5 bagian tanahnya
atau lebih
b. Tanah
yang digunakan itu dibebaskan dari pajak
c. Wajib
tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga bagi yang tidak memiliki
sawah
d. Tenaga
dan waktu yang dipergunakan untuk menanam tanaman paksa tidak boleh melebihi
tenaga dan waktu untuk mengerjakan tanaman padi atau tanahnya sendiri.
e. Hasil
tanaman akan diserahkan kepada pemerintah Belanda dan jika harga yang ditaksir
melebihi pajak , maka kelebihan itu akan dikembalikan kepada rakyat.
f. Kegagalan
panen ditanggung pemerintah, jika bukan karena kesalahan rakyat atau disebabkan
kurang rajin dalam mengerjakannya.
g. Penggarapan
tanah di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
Penyimpangan
pelaksanaan tanam paksa :
a. Perjanjian
penyediaan tanah dilakukan dengan paksaan
b. Tanah
yang digunakan lebih dari 1/5
c. Pengerjaan
tanah untuk cultuur stelsel melebihi waktu penanaman padi
d. Tanah
tersebut masih terkena pajak
e. Kelebihan
hasil panen tidak diberikan kepada petani
f. Kegagalan
panen tanggung jawab petani
g. Buruh
dijadikan tenaga paksaan
Akibat
tanam paksa :
a.
Bagi
Belanda
1) Meningkatnya
hasil tanaman ekspor yang laku dipasaran Eropa
2) Untung
besar bagi perusahaan belanda NHM (Nederlandsch
Handel Maatschappij).
3) Keuntungan
besar bagi pabrik-pabrik gula
4) Batig
slot (keuntungan) yang didapat pemerintah belanda sangat besar. Tahun pertama 3
juta gulden, selanjutnya tiap tahun rata-rata 12-18 juta gulden.
b.
Bagi
Indonesia
1) Timbul
kemiskinan, kelaparan (paling parah di daerah Cirebon, Demak, Grobogan)
2) Beban
pajak yang berat
3) Jumlah
penduduk menurun
4) Bangsa
indonesia mengenal teknik tanam dan berbagai jenis tanaman ekspor
Reaksi
tanam paksa tahap pelaksanaan :
a.
Bangsa
Indonesia
Perlawanan terjadi di Pariaman
(1841) Padang (1844) dan di Jawa (1846)
b. Kaum Pengusaha Di Belanda
(Kapitalis)
Kaum kapitalis minta
penghapusan sistem tanam paksa diubah dengan sistem ekonomi liberal.
c.
Kaum
Humanis Belanda
Dimotori Baron Van Hoevell (seorang misionaris
1847 di Jawa, Madura dan Bali) dan Edward
Douwes Dekker (seorang asisten residen di Lebak, Banten) yang menulis buku Max
Havelaar dengan nama samaran Multatuli
(saya sangat menderita) tahun 1867, tanam paksa mulai dihapus, tonggak
penghapusan tahun 1870 dengan dikeluarkan UU Agraria (Agrarische Wet), tetapi penghapusan secara bertahap.
5.
Masa
Liberalisme / Politik Ekonomi Liberal Tahun 1870
Pelaksanaan politik
ekonomi liberal dilandasi aturan-aturan sebagai berikut:
a.
Regelment
Op Het Belied Der Regering Ini Nederlandsch Indie (RR) 1854
Berisi tentang tata cara pemerintahan di indonesia.
b.
Indische
Comptabiliteit Wet (1867)
Berisi tentang ketentuan anggaran belanja hindia
belanda harus disetujui parlemen.
c. Suiker
Wet
Berisi tentang aturan tanaman tebu yang dimonopoli
pemerintah.
d.
Agrarische Wet (UU Agraria 1870)
Berisi :
1) Tanah
dibedakan atas tanah rakyat dan tanah pemerintah
2) Tanah
rakyat dibedakan atas tanah bebas dan tanah desa
3) Tanah
rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain
4) Tanah
pemerintah boleh disewakan kepada swasta selama 75 tahun
e. Agrarische
Besluit (1870)
Berisi aturan-aturan lebih rinci tentang sewa tanah,
jenis tanah dan kepemilikan tanah. Dengan diterapkan sistem ekonomi liberal
berarti di Indonesia telah dilaksanakan praktik imperialisme modern yaitu :
1) Sebagai
tempat penghasil bahan mentah
2) Sebagai
tempat pemasaran
3) Sebagai
tempat penanaman modal
4) Juga
sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga kerja murah
Akibat
politik ekonomi liberal di Indonesia
a. Bagi
Indonesia
Rakyat tetap miskin menderita karena :
1) Adanya
kerja rodi, Poenale Sanctie (sangsi
kontrak pada kuli)
2) Produksi
kerajinan rakyat merosot, bersaing dengan produk Eropa
3) Rakyat
tetap membayar pajak
4) Jatuhnya
harga kopi
5) Penghasilan
angkutan rakyat turun karena sudah digunakan angkutan kereta api
b. Bagi
Belanda
1) Belanda
mengalami keuntungan yang sangat besar
2) Belanda
menjadi pusat perdagangan di eropa dari barang-barang di Hindia Belanda.
6.
Pelaksanaan
Politik Etis
Sebab-sebab
dilaksanakan politik etis di Indonesia :
a. Penderitaan
rakyat akibat tanam paksa dan liberalisme ekonomi di Hindia Belanda
b. Keuntungan
yang besar bagi belanda, sehingga para kapitalis China, Belgia, Amerika, Jepang
mendorong dilaksanakan politik balas budi kepada bangsa Indonesia.
c. Banyak
rakyat yang kehilangan tanah miliknya.
d. Masukan
dari kaum intelektual Belanda, seperti : Van
Deventer, Van Kol, De Wall, Baron Van Hoevel, dan Van Den Berg.
Program
politik etis atas usul Van Deventer disebut
Trilogi Van Deventer yaitu:
a. Irigasi
(pengairan)
b. Emigrasi
(perpindahan penduduk)
c. Edukasi
(pendidikan)
Sejak
tahun 1901 dilaksanakan politik etis yang ditandai dengan pidato ratu belanda
“negeri Belanda punya kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta
perkembangan sosial dan ekonomi dari penduduk Hindia”. Diawali dengan bantuan
ke Hindia Belanda sebesar 40 juta gulden.
Kebijakan-kebijakan
selama politik etis :
a.
Desentralisasi
Pemerintahan
Sentralisasi
pemerintahan yang telah diterapkan sebelum 1900 mulai diganti dengan sistem
desentralisasi. Tahun 1903 dikeluarkan UU desentralisasi. Wujud desentralisasi
yaitu dibentuk dewan-dewan lokal : dewan propinsi, dewan karesidenan, dewan
kota sebagai lembaga hukum tugasnya membuat aturan-aturan pajak dan pembayaran
sarana umum. Juga didirikan dewan rakyat (Volksraad)
tahun 1916 beranggota 39 orang.
b.
Irigasi
Pembangunan irigasi
besar-besaran dilakukan di Brantas dan Demak.
c.
Emigrasi
Pemindahan penduduk
dari Jawa dan madura ke pulau Sumatera, yaitu ke Deli dan Lampung disebabkan
kebutuhan tenaga kerja di perkebunan.
d.
Edukasi
Guna mendapatkan tenaga
terdidik yang murah maka didirikan sekolah yang dibagi menjadi dua, yaitu
sekolah angka I (ongko siji) untuk anak pegawai negeri, punya kedudukan dan
kaya, dan sekolah angka II (ongko loro) diperuntukkan bagi kaum pribumi pada
umumnya.
e.
Hukum
dan Pengadilan
Hukum di pengadilan Hindia
Belanda dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pengadilan
Gubernemen
Dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda melalui
pegawai pemerintah.
2) Pengadialn
Pribumi
Didasarkan pada hukum adat yang tak tertulis.
Akibat
pelaksanaan politik etis dari segi ekonomi dan sosial masih tak jauh berbeda
dengan masa sebelumnya. Sedang dampak edukasi sangat terasa dengan munculnya
kaum terpelajar yang menjadi motor lahirnya pergerakan nasional Indonesia.
Sumber:
MODUL DAN LEMBAR KERJA SISWA kelas XI IPS untuk SMA/MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar