1.
Sumber sejarah
Karena sejarah
disusun dari peristiwa masa lampau maka diperlukan bukti atau
peninggalan-peninggalan sebagai jejak-jejak sejarah yang disebut dengan istilah
sumber sejarah.
Macam-macam sumber
sejarah.
a.
Sumber lisan
Merupakan
keterangan langsung dari saksi atau pelaku dari peristiwa yang terjadi pada
masa lampau. Misalnya, rekaman pidato, wawancara dengan narasumber. Adapula
sumber lisan yang perlu kita cermati kebenarannya yaitu sumber yang berupa
cerita rakyat (Folklore), karena di dalamnya penuh dengan mitos.
b.
Sumber tertulis
Merupakan sumber
yang diperoleh melalui peninggalan tertulis atau catatan yang terjadi pada masa
lampau. Contoh, Prasasti, Tambo, Babad, Surat Kabar, Piagam, Naskah, dan
sejenisnya.
Adapun
penggolongan sumber tertulis dibagi menjadi 3, yaitu:
1)
Sumber tertulis
sejaman setempat, adalah sumber tertulis yang dibuat pada jaman dan tempat yang
sama. Misal Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
2)
Sumber tertulis
sejaman tidak setempat, adalah sumber tertulis yang dibuat pada jaman yang sama
tapi berbeda tempat. Misalnya, Prasasti Nalanda yang ditemukan di India yang
dibuat pada jaman Kerajaan Sriwijaya.
3)
Sumber tertulis
setempat tidak sejaman, adalah sumber tertulis yang dibuat pada tempat yang
sama tapi berbeda zaman. Misal, Kitab Negarakertagama yang dibuat pada tempat
yang sama (Majapahit) tapi dibuat pada zaman raja yang berbeda-beda.
c.
Sumber benda
Merupakan sumber
sejarah yang berupa benda-benda peninggalan kebudayaan (artefak). Misalnya,
Candi, Menhir, Kapak Corong, Gerabah, Perhiasan, dan sejenisnya.
Sumber-sumber sejarah memiliki tingkat keaslian dan
kebenaran yang berbeda. Dalam penggunaan sumber-sumber sejarah harus
mendasarkan pada prioritas sumber yang ada, yaitu:
a.
Sumber primer
(sumber pertama), merupakan sumber-sumber atau bukti-bukti yang ditinggalkan
dari peristiwa yang terjadi. Sumber primer dianggap sebagai sumber yang paling
kuat dan akurat.
Contoh: kesaksian
pelaku dan saksi sejarah, prasasti, piagam, candi, dan lain-lain.
b.
Sumber sekunder
(sumber kedua), merupakan kesaksian yang bukan berasal dari pelaku atau saksi,
dapat berupa hasil penelitian sejarah atau jurnal-jurnal.
Contoh: buku dari hasil
disertasi Sartono Kartodirjo yang berjudul Pemberontakan Petani Banten 1888..
c.
Sumber tersier
(sumber ketiga), berupa buku-buku yang berkaitan dengan sejarah yang ditulis
tanpa penelitian terhadap sumber primer.
2.
Bukti dan fakta sejarah
Bukti adalah
hal-hal yang memperkuat kenyataan bahwa sebuah peristiwa benar-benar telah
terjadi. Sedangkan fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dari
bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan maka dapat disimpulkan tentang
fakta-fakta sejarah yang berupa fragmen-fragmen atau penggalan-penggalan
peristiwa yang benar-benar telah terjadi. Dalam proses rekronstruksi sejarah
maka fakta-fakta sejarah yang berhubungan akan disusun secara kronologis
menjadi sebuah kisah sejarah.
Untuk dapat
dikategorikan sebagai bukti-bukti sejarah maka data-data yang berhasil
dikumpulkan di lapangan harus diseleksi terlebih dulu secara teliti dan
hati-hati dengan menggunakan langkah kritik sumber (sudah dijelaskan
sebelumnya). Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui dari sumber asalnya,
yaitu:
a.
Bukti dan fakta
dari sumber primer, berupa keterangan dari pelaku atau saksi sejarah. Terkadang
sumber ini lemah karena ada unsur subjektif.
b.
Bukti dan fakta
dari sumber sekunder, berupa keterangan atau uraian peristiwa yang dilakukan
bukan oleh pelaku atau saksi sejarah. Unsur kebenarannya semakin berkurang,
karena uraian peristiwa didasarkan pada penafsiran penulis dari sumber-sumber
yang didapat.
3.
Fakta mental dan fakta sosial
Fakta mental
adalah keseluruhan dari tatanan mental yang berkembang di masyarakat pada satu
zaman, menjadi penggerak peristiwa sejarah pada zaman tersebut. Contoh fakta
mental adalah ide gagasan, konsep, faham, pendapat masyarakat, idiologi.
Fakta sosial adalah
kondisi sosial yang berkembang pada masyarakat pada zaman tertentu. Contoh
fakta sosial yaitu konflik sosial, mobilitas sosial, lembaga-lembaga sosial,
struktur kekuasaan.
4.
Artefak sejarah
Artefak
merupakan peralatan atau alat-alat kebudayaan, jadi benda yang dibuat manusia.
Perkembangan alat-alat kebudayaan manusia dapat dilihat dari perkembangan hasil
kebudayaannya yaitu sebagai berikut:
a.
Kebudayaan
polaeotikum : kebudayaan Pacitan.
b.
Kebudayaan
megalitikum : kebudayaan Ngandong
c.
Kebudayaan
mesolitikum : kjokkenmoddinger,
bacson hoabinh, abris sous roche, kebudayaan bandung, kebudayaan Toala
d.
Kebudayaan
neolitikum : kapak persegi,
menhir, kapak lonjong, dolmen, sarkofagus, kubur batu, waruga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar