Rabu, 17 Agustus 2016

Bentuk Strategi Dan Ideologi Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

a.      Budi Utomo
Budi utomo yang merupakan organisasi modern pertama di indonesia sebenarnya berawal dari ide Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mendirikan Studifonds, yaitu guna menghimpun dana beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu tapi berpotensi. Dalam perkembangannya, ide itu berubah menjadi pendirian sebuah organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di gedung Stovia. Tujuan organisasi Budi Utomo pada awal berdirinya adalah “kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa serta Madura”
Tujuan tersebut akan dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:
1)      Memajukan pengajaran dan kebudayaan
2)      Memajukan pertanian, peternakan,dan perdagangan
3)      Memajukan teknik dan industri
4)      Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dengan melihat tujuan yang akan dilakukan, menunjukkan bahwa Budi Utomo bukanlah organisasi politik. Hal ini lebih dipertegas lagi dari hasil Kongres I Budi Utomo (Oktober 1908) yang menghasilkan:
1)      Budi Utomo tidak melakukan kegiatan politik
2)      Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada pendidikan dan kebudayaan.
3)      Ruang gerak Budi Utomo terbatas untuk Jawa dan Madura
4)      Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, Kebumen sebagai ketua, dan pusat Budi Utomo di Jogjakarta.
Cita-cita dan pandangan secara bertahap terarah ke bidang politik setelah berdirinya Sarekat Islam dan Indische Partij. Sebagai bukti keterlibatan Budi Utomo dalam bidang politik, tampak ketika pada tanggal 5-6 Agustus 1915. Di Bandung, Budi Utomo menetapkan sebuah mosi yang menegaskan perlunya milisi (wajib militer) bagi bangsa Indonesia, karena adanya peristiwa Perang Dunia I. Selain itu, pada bulan Juli 1917 Budi Utomo membentuk komite nasional dalam rangka pemilihan anggota Volskraad. Meskipun demikian, secara umum gerak Budi Utomo sangat lamban, barulah pada sekitar tahun 1930 Budi Utomo terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.
b.      Sarekat islam
Adanya monopoli dari para pedagang Cina terhadap bahan-bahan batik di Solo, menyebabkan keprihatinan para pedagang pribumi. Dengan dipelopori oleh H. Samanhudi, maka didirikanlah sebuah organisasi pedagang yang bisa mengimbangi kekuatan pedagang Cina.
Organisasi itu diberi nama Sarekat Dagang Islam yang didasari:
1)      Agama, yaitu agama islam
2)      Ekonomi, yaitu untuk memperkuat diri dari pedagang cina.
Dengan masuknya, H.O.S. Cokroaminoto, maka Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam, dengan tujuan agar anggotanya tidak hanya para pedagang, tetapi rakyat semuanya bisa masuk, kecuali pegawai negeri. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebangsaan tokoh-tokoh Sarekat Dagang Islam lebih dikedepankan dalam menentukan corak organisasinya. Tujuan Sarekat Islam adalah:
1)      Memajukan perdagangan
2)      Membantu para anggotanya yang mengalamai kesulitan terutama masalah permodalan
3)      Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4)      Memajukan kehidupan agama islam
Dalam perkembangannya, Sarekat Islam (SI) berubah menjadi organisasi yang besar. Tentu saja ini sangat menghawatirkan pemerintah Belanda. Oleh karena itu pemerintah Belanda mulai mengadakan pembatasan gerak SI, misalnya penolakan pemerintah akan status badan hukum.
Adanya penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perkembangan SI selanjutnya. Hal ini tampak pada semakin beraninya SI mengkritik pemerintah belanda terutama praktik kolonialisme belanda yang menyengsarakan rakyat.  Dengan sikap ini, berarti SI mulai berjuang ke arah politik.
Seiring dengan tumbuh berkembangnya organisasi pergerakan di Indonesia, maka dalam SI ada perpecahan yaitu setelah adanya anggota SI yang merangkap di organisasi yang lain, seperti ISDV. Dengan adanya infiltrasi komunis ke tubuh SI melalui Semaun dan Darsono, maka pecahlah SI menjadi SI putih dan Si merah.
c.       Indische partij (IP)
Organisasi pertama yang secara tegas menyatkan diri sebagai partai politik. Didirikan pada 25 Desember 1912 oleh tiga serangkai, yaitu:
1)      E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setyobudi)
2)      Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro)
3)      Dr. Cipto Mangunkusumo
Indische Partij secara tegas menyatkan bahwa ia berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan. Semboyannya yang terkenal : Indie Los Van Holland (Hindia bebas dari Holland) dan Indie Voor Inders (Hindia untuk orang Hindia). Karena itu IP menjadi radikal.
Cita-cita IP disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”, sedangkan program kerja IP adalah :
1)      Mempersiapkan cita-cita kesatuan nasional pergerakan
2)      Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
3)      Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antar agama yang satu dengan yang lain
4)      Memperbesar pengaruh pro-hindia di dalam pemerintahan
5)      Berusaha mendapat persamaan hak bagi semua orang hindia
6)      Dalam hal pengajaran dan ekonomi, harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Pada bulan Maret 1913 partai ini dibubarkan setelah permohonannya untuk diakui sebagai badan hukum ditolah pemerintah karena dianggap terlalu radikal. Meskipun IP dibubarkan, semangat dari para pemimpinnya tidak pernah luntur. Pada bulan Agustus mereka membentuk komite Bumiputra. Melalui komite ini Suwardi Suryaningrat menulis artikel berjudul: Als Ik Eens Nederlander Was (seandainya aku seorang Belanda) yang mengecam maksud pemerintah untuk merayakan 100 tahun bebasnya negeri Belanda dari jajahan Perancis. Perayaan itu akan dilakukan di Indonesia, yang rakyatnya masih terjajah. Apalagi biaya untuk perayaan itu akan dipungut dari rakyat. Akibat kecaman yang mereka lancarkan, ketiganya ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
d.      Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 dengan tujuan:
1)      Mengembalikan ajaran islam sesuai Al Quran dan sunah rasul
2)      Memberantas kebiasaan yang tidak sesuai ajaran islam, dan memajukan ilmu agama islam dikalangan anggotanya
Untuk mencapai tujuan itu maka dilakukan melalui cara:
1)      Mendirikan lembaga pendidikan, lembaga sosial, mendirikan masjid, dan mengusahakan penerbitan
2)      Mengadakan rapat dan tablig untuk membahas masalah islam.
Kegiatan Muhammadiyah meliputi bidang sosial, pendidikan, dan kesehatan. Di bidang sosial mendirikan Panti Asuhan Yatim Piatu, Bank Islam, Organisasi Wanita (Aisyiah) dan Kepanduan Hisbul Wathon. Di bidang pendidikan mendirikan sekolah-sekolah dari jenjang TK sampai Perguruan Tinggi. Di bidang kesehatan mendirikan PKU (pemeliharaan kesejahteraan umat).
e.       PKI
Pada 9 Mei 1914 Sneevliet, Brandsteder, Hartogh, Baars Dan Reinkers mendirikan ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) atau perhimpunan sosial demokrasi masyarakat Hindia. Tujuannya adalah menyebarluaskan paham sosial demokratis. ISDV mendekati rakyat dengan cara menjalin hubungan dengan SI dan IP, tetapi kurang berhasil.
Maka ditempuh strategi lain yaitu menarik simpati golongan nasionalis, dengan cara mengubah nama ISDV menjadi perserikatan komunis Hindia (23 Mei 1920) dan pada tahun 1924 diubah lagi menjadi partai komunis Indonesia. Adapun susunan pengurus sebagai berikut:
Ketua              : Semaun
Wakil               : Darsono
Sekretaris        : Bergsma (Belanda)
Anggota pengurus       : Adolf Baars, Sugono, Tan Malaka
Berhubungan strategi yang digunakan kurang berhasil menarik simpati rakyat indonesia, maka PKI kemudian mencoba mengadakan infiltrasi ke organisasi yang ada, seperti ke SI maupun ke golongan buruh yang ekonominya lemah. Perjuangan kelas (perbaikan nasib) merupakan salah satu taktik PKI, dengan cara mengadakan pemogokan-pemogokan di perusahaan. Komunisme  mudah menarik bangsa terjajah karena merasa akan dibebaskan. Itulah sebabnya komunisme mendapat sambutan di indonesia. Pada tahun 1920 PKI bergabung dengan Comintern (Communist International) yang merupakan forum dan pusat eksekutif bagi partai komunis seluruh dunia.
Puncak kegiatan PKI adalah pemberontakan November 1926 di Jakarta, terus di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan di Sumatera 1927.
f.       Gerakan Pemuda
Organisasi Pemuda yang pertama kali adalah Tri Koro Dharmo pada 7 Maret 1915 di Jakarta diketuai oleh Dr. Satiman Wiryosanjoyo.
Tri Koro Dharmo mengandung maksud “Tiga Tujuan Mulia” yaitu sakti, budhi, dan bhakti.
Sedangkan asasnya adalah;
1)      Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, kursus perguruan, sekolah guru dan sekolah kejuruan.
2)      Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya.
3)      Membangkitkan dan mempertajam persaan buat segala bahasa dan budaya indonesia, khususnya jawa.
Karena sifatnya jawa sentris dan agar tidak menimbulkan perpecahan, maka namanya diubah menjadi Jong Java. Organisasi ini pada awalnya bukan organisasi politik, tetapi dengan masuknya H. Agus Salim dari SI, maka jong Java mencoba berubah haluan ke poltik dengan cara mendirikan Jong Islamiten Bond 1924.
Pada Kongres 1928 Jong Java menyetujui diadakannya fusi (penggabungan) dengan organisasi pemuda lainnya yang diberi nama Indonesia Muda.
Selain Jong Java maka munculah organisasi pemuda lain seperti : Jong Pasundan, Jong Sumateranen Bond, Gong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Indonesia (Pemuda Indonesia).
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan kongres pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
g.      Taman Siswa
Politik etis, khususnya bidang pendidikan, ternyata tidak memberi peluang bagi hubungan jiwa yang bebas terutama kesempatan untuk beraksi secara kreatif. Dengan adanya hal demikian, maka timbullah keinginan untuk melaksanakan pendidikan sendiri, yang sesuai dengan cita-cita bangsa dan dijiwai oleh semangat nasionalisme. Pada 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantoro mendirikan perguruan taman siswa di Yogyakarta dengan tujuan : mewujudkan masyarakat yang “tata tentrem tertib damai” dengan asas Panca Darma yaitu :
1)      Dasar kodrat alam
2)      Dasar kemerdekaan
3)      Kebudayaan
4)      Dasar kebangsaan dan kerakyatan
5)      Kemanusiaan
Sistem yang dipakai adalah “Among” dengan pola belajar asah, asih, asuh. Sedangkan pola kepemimpinan adalah Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Melalui taman siswa inilah tercetak kader-kader nasionalis yang siap mencapai tujuan mulia bangsa.
Berhubungan perkembangannya dianggap mengkhawatirkan, maka pemerintah Belanda pada tahun 1932 mengeluarkan Wilde Shcolen Ordonantie, tetapi kemudian tahun 1933 dicabut.
h.      Nahdlatul Ulama
1)      Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama
a)      Antisipasi dari para kyai dan santri atas meluasnya gerakan islam baru (gerakan wahabi) di kota-kota seperti yang dilakukan oleh Sarekat Islam Dan Muhammadiyah.
b)      Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran ajaran islam. Waktu itu Belanda berusaha meruntuhkan potensi islam.
c)      Sebagai upaya para ulama untuk meneruskan perjuangan mencapai kemerdekaan.
d)     Sebagai upaya para ulama untuk memelihara ketenteraman dan ketenangan bangsa indonesia yang mayoritas beragama islam.
2)      Waktu Pendirian Dan Keanggotaan
Pada tahun 1926 di Hejaz, Arab Saudi, diselenggarakan kongres islam sedunia. Untuk menghadiri kongres itu masing-masing lembaga mengirim delegasinya. Para ulama terkemuka berusaha menyusun sebuah lembaga yang akan dapat mewakili mereka dalam kongres. Akhirnya pada tanggal 31 Januari 1926 lahir Jami’yatul Nahdlatul Ulama Di Kertopatem, surabaya. Tokoh pendirinya adalah KH. Hasyim asyari,  KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Mas Alwi, KH. Ridwan. Mereka pemegang teguh salah satu dari empat mazhab, berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah. Tujuannya tidak saja mengembangkan dan mengamalkan ajaran islam, tetapi juga memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka pengabdian kepada umat manusia.
Anggota NU adalah para ulama, santri yang berada di lingkungan pondok pesantren. Pusat-pusat NU ada Di Surabaya, Kediri, Bojonegoro, Bondowoso Dan Kudus. Pada tahun 1935 NU sudah memiliki 68 cabang dengan anggotanya 6.700 orang.
i.        Gerakan Wanita
R.A. kartini (21 April 1879-1904) dianggap pelopor pergerakan wanita Indonesia. Beliau wanita Indonesia pertama yang mempunyai cita-cita untuk memajukan kaumnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Kurangnya pendidikan dan pengajaran kaum wanita diperlakukan tidak adil. Hal itu ditunjukkan oleh adat kebiasaan yang ada:
1)      Adanya kawin paksa
2)      Adanya poligami
3)      Adanya masa pingitan bagi gadis-gadis
4)      Kaum wanita mempunyai hak terbatas dalam perkawinan
Adat kebiasaan tersebut ditentang oleh kaum wanita yang mempunyai pikiran maju. Pergerakan wanita bersifat sosial yang bertujuan ;
1)      Keluar       : berusaha memperoleh persamaan hak setaraf dengan kaum pria.
2)      Kedalam    : berusaha menciptakan kemampuan kaum wanita sendiri sebagai ibu dan pemegang kendali rumah tangga.
j.        Partai Nasional Indonesia (PNI)
Pada tanggal 4 Juli 1927 PNI didirikan di Bandung oleh tokoh-tokoh : Ir. Soekarno, Sunaryo, Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto, Dr. Cipto Mangunkusumo, Tilaar, Soedjadi.
1)      PNI merupakan organisasi terbuka untuk seluruh bangsa Indonesia
2)      Dasar perjuangannya : Marhaenisme (Sosio Nasionalisme Dan Sosio Demokrasi)
3)      Sejak PNI berdiri telah bergerak dalam bidang politik tujuannya tegas : untuk mencapai Indonesia merdeka, sedang sikapnya Non Cooperation.
4)      Atas inisiatif PNI pada tahun 1927 terbentuk PPKI. Anggota PPKI meliputi : PNI, PSI, BU, Kaum Betawi, Pasundan.
5)      Perkembangan PNI yang pesat dengan sikap nyata-nyata menentang kolonialisme imperialisme sangat menakutkan Belanda. Pada tahun 1929 tokoh-tokohnya ditangkap dan dipenjarakan atas tuduhan melancarkan pemberontakan.
6)      Mr. Sartono mengambil alih pimpinan tahun 1931 PNI dibubarkan mereka yang menyetujui pembubaran tersebut membentuk partai politik baru dinamakan Partindo, mereka yang tidak menyetujui membentuk partai politik dinamakan PNI baru.
k.      Gerakan Buruh
Pada awal abad ke-20 sudah banyak kaum buruh, nasib mereka tidak menguntungkan, hidup mereka menderita, dalam rangka memperbaiki nasibnya, kaum buru merasa senasib sepenanggungan, mereka berjuang untuk menuntut beberapa hal : soal jam kerja dan kenaikan upah, untuk memperjuangkan nasibnya mereka membentuk organisasi buruh. Organisasi buru yang berdiri pada saat itu adalah :
1)      Staats Spoorwegen Bond (SS Bond) tahun 1905, serikat buru perusahaan kereta apai negara.
2)      Vereniging Van Spoor Entranweg Persneel (VSTP) tahun 1908. Organisasi ini banyak memperoleh pengaruh dari ISDV dan berhaluan kiri.
3)      Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (PPPB) tahun 1916. Organisasi ini berada di bawah pengurus SI.
4)      Burgelijke Openbare Werken (BOW) atau departemen pekerjaan umum (DPU) tahun 1916.
5)      Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB) tahun 1919 persatuan kaum buruh yang ada dalam satu federasi yaitu PPKB.
l.        Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda yang bernama : Indische Vereniging yang didirikan tahun 1908. Tahun 1922 berubah menjadi Indonesische Vereniging, 1923 menjadi Perhimpunan Indonesia, yang berazas bahwa Indonesia akan membentuk suatu pemerintahan yang bertanggungjawab kepada rakyat. Dalam perjuangannya PI memegang tugas bahwa nasionalisme yang radikal akan dapat menjadi subjek yang ampuh bagi bangsa yang dijajah.
Tujuan PI adalah : kemerdekaan indonesia dengan menggunakan sarana majalah Indonesia merdeka.
Sedangkan usaha yang dilakukan untuk menyebarluaskan dan mempropagandakan dasar-dasar PI, yaitu dengan menjalin hubungan dengan pergerakan nasional yang ada di indonesia dan hubungan dengan organisasi internasional, antara lain :
1)      Turut dalam kegiatan komintern dan Association Pour Etude Des Civilisations di Paris 1925.
2)      Turut dalam liga penentang imperalis.
3)      Mengikuti konggres dalam rangka mencari dukungan perjuangan Indonesia antara lain :
a)      Kongres demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris
b)      Kongres liga melawan imperalisme dan penindasan penjajah di Brussel
c)      Kongres wanita internasional di Swiss 1927
Akibat dari kegiatan tersebut, tokoh PI seperti Ali Sastroamijoyo, M. Natsir Pamuncak, Abdul Majid Djoyodiningrat, Dan Moh. Hatta ditangkap dan dihukum karena dianggap menghasut rakyat untuk melawan Belanda.
Pergerakan PI menjadi semakin jelas arah dan tujuannya yang menunjukkan perkembangan ideologi PI yaitu persatuan dan kesatuan yang menjadi manifesto politik pergerakan nasional yang menyangkut :
1)      Persatuan dan kesatuan
2)      Demokrasi
3)      Swadaya
m.    PPPKI (P3KI) Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
Ada beberapa faktor yang mendorong organisasi-organisasi pergerakan harus menggalang persatuan dan kesatuan, yaitu:
1)      Krisis ekonomi 1929/1930
2)      Sikap dan kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang keras dan kaku untuk menjaga ketertiban dan keamanan, maka pemerintah Belanda mulai bersikap keras dan lugas, misalnya diberlakukannya pembatasan terhadap aktivitas pergerakan nasional.
3)      Tokoh terkemuka pergerakan nasional ditangkap dan diasingkan, adanya penangkapan para tokoh pergerakan nasional Indonesia, memaksa organisasi-organisasi pergerakan nasional mengambil sikap kooperasi dengan pemerintah Belanda, dan juga adanya usaha untuk menggalang persatuan antar organisasi yang ada.
Dengan dipelopori oleh Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Desember 1927 diadakan rapat di bandung yang dihadiri PNI, PSI, BU, PPKI, mereka sepakat membentuk federasi PPPKI dengan tujuan :
1)      Mencegah perselisihan antara partai/organisasi
2)      Menyatukan arah dan beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan Indonesia
3)      Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan lambangnya sang Merah Putih, lagu Indonesia Raya, Bahasa Indonesia.
Pada awal berdirinya PPPKI, badan ini kelihatan mantap. Barulah setelah kongres di Solo 1929, mulai ada keretakan yaitu :
1)      Terjadinya penangkapan atas Soekarno dan kawan-kawan.
2)      Berkembangnya isu kooperasi dan non kooperasi.
3)      Hak suara.
4)      Perbedaan nasionalis agama dan nasionalis sekuler.
n.      Kongres pemuda
1)      Kongres pemuda I
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri yang ditindaklanjuti dengan diadakannya pertemuan organisasi pemuda pada 15 Nopember 1925 yang dihadiri Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Ambon, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan lain-lain. Hasilnya adalah akan diadakan Konggres. Pada tanggal 30 April sampai 2 mei 1926 diadakanlah Kongres Pemuda I diketuai oleh M. Tabrani.
Tujuan :
-          Memajukan paham persatuan kebangsaan.
-          Mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda.
Kongres Pemuda I ini tidak lepas dari peranan PPPI yang menginginkan penggabungan perkumpulan pemuda dalam satu badan. Hal ini semakin mantap dengan datangnya tokoh PI. Demikian juga dengan berdirinya Jong Indonesia di Bandung oleh Sukarno, yang dalam kongresnya 28 Desember 1927. Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) menyetujui dibentuknya fusi.
2)      Kongres Pemuda II
Sesuai usul PPI tentang Kongres Pemuda, maka dibentuklah panitia kongres yang diketuai oleh Sugondo Djoyopuspito.
Kongres dilaksanakan 27-28 Oktober 1928 , dilakukan tiga kali sidang, yaitu:
a)      Sidang I pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928 bertempat di Balai Pemuda Katolik Jalan. Lapangan Banteng. Dalam rapat ini, M. Yamin menyampaikan tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia. Menurutnya, ada 5 faktor pendukung persatuan yaitu : sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan keamanan.
b)      Sidang II pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Java Oost Bioscoop, Jl. Merdeka Utara No. 14
c)      Sidang III pada 28 Oktober 1928 malam hari di Indonesische Club Huis, Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Dalam rapat ini tampil Sunario SH yang berceramah tentang pergerakan pemuda dan persatuan bangsa, juga adat istiadat. W.R. Supratman menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada puncak acara, dibacakan hasil putusan Kongres yang merupakan rumusan M. Yamin yang dikenal sebagai Ikrar Sumpah Pemuda.
o.      Parindra (1935)
Kelompok studi Indonesia yang dipimpin Dr. Sutomo mempunyai sifat yang moderat dan mulai tahun 1930 diganti dengan PBI (persatuan bangsa Indonesia) dengan tujuan mencapai Indonesia merdeka dengan cara menyempurnakan derajat bangsa dan tanah air, berdasarkan kebangsaan Indonesia. Kegiatan dalam bidang pertanian diwujudkan dengan cara membentuk rukun tani.
Sesuai dengan kondisi politik saat itu, antara PBI dan BU terjadi hubungan yang sangat erat dan pada 25 Desember 1935 terjadi fusi antara PBI dan BU menjelma menjadi Parindra yang didalamnya Ada Sarekat Sumatera, Sarekat Celebes, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi.
Tujuan : mencapai Indonesia mulia dan sempurna. Untuk mencapai tujuannya, Parindra melakukan kegiatan dalam bidang politik, ekonomi, sosial.
Sifat Parindra sesuai dengan Kongres I (1 Mei 1937) dan II (24-27 Desember 1938) adalah kooperasi.
p.      Petisi Sutarjo (1936)
Adanya kesulitan dalam sikap nonkooperasi, menimbulkan gagasan bagi sutarjo kartohadikusumo, seorang anggota Dewan Rakyat (Volksraad), mengajukan usul kepada pemerintah Belanda pada 15 Juli 1936. Usul itu yang kemudian disebut Petisi Sutarjo berisi permohonan agar diselenggarakan musyawarah antara wakil Indonesia dan Belanda yang punya hak sama. Dengan tujuan, pemberian otonomi kepada Indonesia yang mana pelaksanaannya diatur dalam waktu sepuluh tahun, dengan beberapa perubahan :
1)      Pulau Jawa dijadikan Propinsi, sedang yang lain diberi otonomi.
2)      Sifat dualisme dalam pemerintah di daerah harus dihapus.
3)      Volksraad dijadikan parlemen yang sesungguhnya.
4)      Dibentuk dewan kerajaan
5)      Penduduk Indonesia adlah orang yang lahir, asal usul dan cita-citanya untuk indonesia.
Setelah melalui perdebatan dan pembahasan yang ketat, akhirnya Petisi Sutarjo ditolak oleh Ratu Belanda, dengan alasan Indonesia belum siap untuk memikul tanggung jawab dan memerintah sendiri.
q.      Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)
Sikap berbagai organisasi islam di Indonesia yang beraneka ragam dalam menyikapi kondisi yang ada, akhirnya membuahkan gagasan untuk menyatukan semua organisasi dalam satu wadah yang mempunyai tujuan yang sama. Maka, melalui beberapa kali musyawarah, akhirnya disepakati untuk dibentuk suatu majelis yang diberi nama Djami’ul Djami’at Al Islam (DDI) artinya perkumpulan-perkumpulan islam, yang kemudian berdasarkan pertemuan pada tahun 1937, DDI diganti menjadi Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI).
Tujuan MIAI:
1)      Mempererat hubungan diantara perhimpunan-perhimpunan islam di Indonesia.
2)      Menyatukan suara untuk membela kehormatan islam.
3)      Merapatkan hubungan antara kaum muslimin indonesia dengan umat islam di luar negeri.
Melalui propaganda dan kegiatan dakwah, MIAI berusaha menyadarkan masyarakat (islam) bahwa budaya Belanda dengan penjajahannya tidak sesuai dengan ajaran islam. MIAI juga menentang UU milisi militer.
r.       GAPI (1939)
GAPI (Gabungan Politik Indonesia) adalah suatu bentuk federasi dari berbagai organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, PII, Partai Katolik Indonesia, PSII).
Faktor-faktor yang mendorong dibentuknya GAPI :
1)      Gagalnya Petisi Sutarjo
2)      Kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
3)      Sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa indonesia.
Tujuan GAPI : membentuk badan persatuan dan menjalankan aksi bersama guna memperjuangkan kepentingan rakyat.
Hal-hal yang diperjuangkan GAPI :
1)      Pelaksanaan The Right Of Self Determination
2)      Persatuan kebangsan atas dasar demokrasi politik, sosial, ekonomi
3)      Pembentukan parlemen yang dipilih secara bebas dan umum (Indonesia berparlemen)
4)      Membentuk solidaritas Indonesia-Belanda untuk menghadapi fasisme
5)      Pengangkatan lebih banyak orang-orang Indonesia dalam berbagai jabatan.
Tokoh-tokoh gapi : Moh. Husni Thamrin, Amir Syarifudin, Abikusno Cokrosuyoso. Untuk mengatur dan meningkatkan aksinya, pada 24-25 Desember 1939 GAPI mengadakdan pertemuan dan membentuk KRI (Kongres Rakyat Indonesia).
Tujuan KRI : mewujudkan Indonesia Raya
Sasaran utama : indonesia berparlemen penuh
Selain membentuk KRI, GAPI menyetujui/menetapkan : bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Tuntutan GAPI semakin meningkat, setelah jerman berhasil menguasai belanda yaitu penggantian Volksraad dengan parlemen sejati.
Pemerintahan Belanda dalam menanggapi tuntutan GAPI kemudian membentuk komisi Visman dengan tugas menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan yang diinginkan rakyat. Pembentukan komisi ini ditolah oleh GAPI, karena dianggap tidak bisa terwujud dengan itu, KRI diubah menjadi MRI.

Meskipun demikian, ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh Ratu Belanda, bahkan sesuai dengan keadaan saat itu pemerintah Belanda menerapkan wajib milisi untuk menghadapi perang.

Sumber: MODUL DAN LEMBAR KERJA SISWA kelas XI IPS untuk SMA/MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar